Jadi begini critanya. Tanggal 22 Desember 2009 yang indah dan cerah pukul 09.14 (ngasal) saya beranjak dari kosan tercinta menuju stasiun pondok cina yang letaknya cuma sekepretan dari kosan, tentunya saya pergi setelah beres2 kamar yang bakal sebulan ditinggalkan sendirian. Sesampainya di stasiun pocin, saya langsung menuju loket dan membeli karcis kereta ekonomi tujuan jakarta kota yang memang sebentar lagi akan memasuki lapangan upacara, enggak ding bcanda. Yap, gak lama menunggu datanglah tu kereta ekonomi yang udah penuh sesak dengan manusia (masih untung manusia, bukan kambing ato kuntilanak) dan setelah bersusah payah menembus keramaian umat manusia, akhirnya saya bisa juga masuk ke dalam kereta yang rasanya udah persis banget kayak kaleng sarden itu. Perjalanan pun berlanjut dengan kondisi napas saya yang udah senen-kamis gara2 kereta yang emang penuh sesak luar biasa itu. Mulai dari stasiun manggarai kereta udah mulai agak lowong, yah lumayan lah seenggak2nya meski harus berdiri saya tetap bisa bernapas dengan normal sebagaimana mestinya. 40 menit perjalanan dan tibalah saya di stasiun jakarta kota, setelah celingak celinguk kesana dan kemari akhirnya saya menemukan loket penjualan tiket kereta ekonomi gayabaru malam seharga 26.000 (setara taksi depok-pasar minggu) tujuan stasiun lempuyangan jogja yang baru akan berangkat pukul 12.00 yang berarti saya harus menunggu kurang lebih 2 jam sampe kereta tsb tiba dengan selamat (bukan slamet) di stasiun jakarta kota. 2 jam menunggu akhirnya saya habiskan dengan duduk di stasiun sambil ngitungin jumlah orang yang lewat untuk menghitung kepadatan manusia di stasuin jakarta kota tiap menitnya (beginilah kerjaan orang kurang kerjaan).
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 11.30 dan adzan dzuhur pun berkumandang di Surabaya dan sekitarnya, tapi bukan itu intinya, jadi pada pukul 11.30 saya melihat orang2 sudah membentuk barisan yang amburadul di peron kedatangan kereta ekonomi gayabaru malam. saya pun ikut merangsek ke sana, 15 menit kemudian kereta datang dari arah utara eh, bukan ding, selatan kayaknya apa tenggara ya? yaudalah gak penting.Saya yang baru pertama kali naik kereta ekonomi pun kebingungan melihat tingkah orang2 yang berebut naik padahal kereta belum berhenti benar, tapi ya akhirnya saya juga jadi ikut2an berebut naik. Setelah naik masih tetap celingak-celinguk kebingungan, untungnya ketemu Arif, temen se-MPKO Volley, yang langsung memanggil saya untuk duduk disebelahnya (thx,bro.. you saved my life. gak ngebayangin kalo harus berdiri dari jakarta-jogja. bisa2 kena varises). perjalanan pun dimulai, kereta ekonomi memang luar biasa, hampir setiap menit ada-ada saja pedagang yang lewat mulai dari makanan, minuman hingga racun tikus (Hah?? racun tikus?? beneran..ini memang buka isapan jempol belaka). gak cuma pedagang tapi juga pengamen yang luar biasa unik dan ajaib tapi nyata (untuk masalah pedagang dan pengamen ini nantinya akan saya buatkan bagian sendiri yang akan mengupas secara tajam setajam bulu ayam. Lah, emang bulu ayam tajem,coy? kalo bulu ayamnya nempel di golok ato clurit kan ya jadi tajem :-p). Oke, setelah perjalanan yang cukup panjang itu, sekitar pukul 22.00 tibalah saya di stasiun lempuyangan. Saya pun kembali celingak-celinguk seperti biasa. Akhirnya setelah selesai melakukan ritual celingak-celinguk, saya memutuskan untuk naik ojek yang akan mengantar saya ke rumah teman di daerah glagah deket UTY. oke, sekian dulu yang part 1 (gak ada maksud nyinggung kasus video vokalis tinker bell). sampai jumpa lagi di postingan berikutnya (mau sholat dzuhur dulu)..
Tak lupa selalu saya ucapkan terima kasih atas atensi anda.
mudah2an gak kapok berkunjung ke blog saya lagi.
Matur suwun and have a nice day :-)
Salam Super (pel) ---->gak maksud promosi
hahahahah bego ah bahasa lo
BalasHapusoh iya si yulika satria daya itu emang mantap tuh sampe jalan ke mana-mana hehehehehe