Statistik

Kamis, 08 September 2011

Perjalanan Si Bocah Nekat.
Perjalanan Mengabdi Negara (Surabaya-Sorong-Waisai) Part 1

Heiyooo, kembali berjumpa di blog saya. Kali ini saya akan menceritakan tentang perjalanan saya menuju tempat impian saya yaitu bumi cnederawasih, Papua. Yap, semenjak SD dulu saya memang memiliki mimpi untuk mengunjungi Papua yang sebelum Era Gus Dur lebih dikenal dengan nama Irian Jaya. Sedikit info, mungkin banyak yang belum tau bahwa Irian adalah akronim dari Ikut Republik Indonesia Anti Netherland. Saya memang telah lama memohon kepada Allah SWT supaya diizinkan menuju ke Papua. Impian ke Papua bagi saya saat itu menjadi hal yang nyaris mustahil terwujud mengingat tingginya biaya yang dibutuhkan untuk menuju Papua. Tapi seperti yang sangat saya yakini bahwa Allah SWT  adalah sesuai dengan prasangka hambanya, so here I am  saya benar-benar mewujudkan mimpi saya mengunjungi Papua, bahkan tidak hanya Papua tapi juga Raja Ampat. Well, mungkin banyak yang bertanya bagaimana akhirnya saya bisa mencapai Papua. Perjalanan saya yang kali ini sebenarnya dibungkus dengan kegiatan mengabdi pada negara melalui salah satu program dari Universitas Indonesia yaitu Kuliah Kerja Nyata UI 2011 dengan tagline “Merekat NKRI di pulau-pulau terdepan dan perbatasan menuju Masyarakat mandiri “ . Semenjak semester 1 saya memang telah mempersiapkan segalanya agar bisa mengikuti K2N di tahun kedua saya. Dulu sewaktu saya masih semester 1, persyaratan untuk mengikuti K2N adalah minimal harus telah mengantongi 90 sks. Beragam cara pun saya tempuh agar dapat mengumpulkan 90 SKS di semester ke-4. Mulai dari mengambil Semester Pendek 6 SKS hingga harus mengambil mata kuliah lintas fakultas di FISIP. Namun semua kerja keras itu berakhir manis ketika kemudian pada 23 Maret 2011, pihak UI mengeluarkan pengumuman tentang seleksi K2N yang ternyata hanya mensyaratkan minimal 36 SKS saja. Saya pun merasa cukup lega meski terbersit sedikit rasa kesal mengetahui kenyataan tersebut, tapi yasudahlah bagi saya cukup nikmati saja prosesnya. Seleksi K2N dimulai dengan adanya tes esai. Tes Esai tersebut mengharuskan setiap calon peserta untuk membuat esai berdasarkan 11 titik yang telah ditentukan oleh panitia. Saat itu tanpa ragau saya segera membuat esai tentang Pulau Waigeo yang terletak di Kabupaten Raja Ampat. Setelah melalui tahap tes esai tahap berikutnya yang saya tempuh adalah tahap wawancara yang dilanjutkan dengan tahap tas fisik dan tes kesehatan yang dilakukan di Armatim (Armada Timur) Surabaya. Setelah lolos tahap tes fisik tersebut, 159 peserta K2N pun diberangkatkan menuju titik-titik penugasan yang terletak di 11 titik terdepan di seluruh NKRI. Tim yang menuju Raja Ampat terdiri atas 18 orang yang terbagi dalam 4 kelompok dengan program kelompok yang berbeda-beda. Kelompok saya rencananya akan ditempatkan di Desa Meosbekwan, Distrik Kepulauan Ayau, Kabupaten Raja Ampat dengan mengusung program kelompok pemanfaatan SDA kelapa yang akan diolah menjadi Virgin Coconut Oil (VCO) dan briket.
               
Tepat tanggal 20 Juni 2011 pukul 00.10 WIB pesawat Batavia Air tujuan Makassar-Sorong-Manokwari  lepas landas meninggalkan Bandara Juanda membawa serta rombongan kelompok K2N yang akan ditempatkan di Wasior dan Raja Ampat. Pesawat sempat transit sekitar 1 jam di Makassar untuk kemudian melanjutkan perjalanan menuju Sorong dan Manokwari. Tim tiba di Sorong sekitar pukul 07.30 WIT.  Di Bandara Domine Eduard Osok  telah menanti Pak Karsiman, dosen pembimbing yang berasal dari UNAMIN Sorong dan Kak Rita yang berasal dari UST Jayapura. Rombongan langsung bergerak menuju rumah Pak Karsiman yang terletak di Remu Utara untuk beristirahat sejenak sembari menanti keberangkatan kapal menuju Waisai, ibukota Kabupaten Raja Ampat. Sekitar pukul 13.00 kami bergerak menuju Pelabuhan Sorong untuk kemudian bergeser menujui Waisai, ibu kota Kabupaten Raja Ampat. Kapal Ave Maria 1 meninggalkan Pelabuhan Sorong pukul 14.00. Cuaca cukup cerah dan ombak tidak begitu tinggi. Rombongan tiba di Pelabuhan Waisai sekitar pukul 17.00. Kegiatan pertama yang dilakukan adalah bongkar muatan, yap mungkin kegiatan bongkar muatan ini adalah salah satu kegiatan yang cukup menguras energy. Dibutuhkan kerja sama yang luar biasa untuk memobilisasi barang-barang dari tempat asal menuju tempat tujuan. Barang muatan rombongan kami banyaknya memang luar biasa mulai dari bawaan pribadi 18 orang mahasiswa+3dosen ditambah dengan beberapa kardus buku, kardus obat-obatan, beberapa kardus berisi peralatan tulis,bola sepak,bola voli, bibit tanaman, buku gambar, cinderamata, botol-botol VCO, Kelambu berinsektisida,modul penyuluhan, life jacket, Kardus MP-ASI (Makanan Pendamping- Air Susu Ibu) dan Plakat yang melegenda. Well, untuk bagian muatan ini ada dua hal yang akan selalu terkenang untuk saya secara pribadi. Dua juenis muatan itu adalah Kardus MP-ASI dan plakat. Ada apa dengan kardus MP-ASI? Yap, cerita agak sedikit mundur sejenak ketika kami masih berada di KOLATARMATIM Surabaya, tempat dilaksanakannya tes fisik dan tes kesehatan. Saat itu Tim Papua yang terdiria atas Tim Wasior dan Tim Raja Ampat merupakan tim yang berangkat paling terakhir dari sekian banyak Tim K2N UI 2011. Sebagai tim Juru kunci, kami harus menghadapi kenyataan bahwa  kami harus membereskan sisa-sisa barang yang tidak dibawa oleh kelompok-kelompok K2N UI 2011 karena kendala jumlah bagasi yang disediakan oleh pesawat. Dan saat membereskan segenap barang-barang tersebut tampaknya kardus MP-ASI adalah  barang yang tampaknya mampu membelah diri. Karena apa? Karena entah kenapa jumlahnya buaaaaaaanyaaaaaak sekali. Hemmm, Tampaknya hingga hari ini saya masih agak sedikit trauma melihat kardus MP-ASI.  Kemudian ada apa dengan plakat? Well, untuk plakat ini memang nyaris menjadi  musibah bin malapateka besar yang melanda kelompok Meos Bekwan karena benda yang nantinya akan dijadikan tugu K2N ini sempat ngumpet waktu kami lagi bongkar muat di bandara Juanda, Surabaya. Jadi ceritanya ketika mau check ini, kelompok Meos Bekwan sempat melakukan pemeriksaan ulang terhadap segenap muatan-muatan kami tapi mengapa oh mengapa saat itu Plakat yang maha melegenda seharga 880.000 pas itu tiba-tiba tidak ada di antara tumpukan barang. Kami pun sempat panik dan lompat-lompat kesana kemari, well yang terakhir bo’ong banget. Beruntung saat itu salah satu anggota kelompok Meos Bekwan, Dona, berhasil menghubungi salah satu supir Bis Kuning  dan meminta Bis tersebut untuk kembali guna mencari kemana hilangnya sang plakat. Untungnya Tuhan masih sayang sama kami, ternyata Plakat itu berhasil ditemukan dibelakang jok Bikun. Fiuh. Oke, sekarang kita kembali lagi ke Waisai. Kami tiba di Wisma utama milik pemda Raja Ampat pukul 18.30 WIT.  Meski waktu telah menunjukkan pukul 18.30 namun langit tampak belum terlalu gelap saat itu. Lagi-lagi kami pun  melakukan ritual bongkar muat dengan semangat  45. Selepas melakukan ritual bongkar muat kami langsung menuju kamar masing-masing untuk unpacking barang-barang pribadi. Malam hari kami kedatangan tamu istimewa dari Pemda Raja Ampat yaitu Bapak Burdam yang sedikit membagi cerita mengenai gambaran singkat mengenai lokasi K2N kami yaitu di distrik Waigeo Utara dan Ayau. Saat itu kami berencana untuk berangkat keesokan harinya dengan menggunakan speed boat namun menurut Pak Burdam itu terlalu beresiko sehingga keberangkatan kami ditunda kurang lebih 6 hari karena menunggu jadwal keberangkatan kapal perintis Raja Ampat 1.

 yap, segini dulu deh postingan part1 nya. ntar dilanjut lagi


Salam Mahasiswa Melata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar